Strategi Adaptasi Berbasis Lokal Locally Led Adaptation (LLA) dalam Advokasi Bersama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal oleh Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi di Sumatera Barat
Keywords:
KKI Warsi, Locally Led Adaptation (LLA), konservasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, Perhutanan Sosial (PS), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)Abstract
Artikel ini mengeksplorasi strategi Adaptasi Berbasis Lokal (Locally Led Adaptation/LLA) yang diimplementasikan oleh Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi di Sumatera Barat, Indonesia, dengan fokus pada konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini tentang strategi advokasi KKI Warsi khususnya terkait LLA adalah studi dokumen, laporan dan publikasi di media massa; observasi dan wawancara mendalam dengan aktivis. Didirikan pada 1991, KKI Warsi adalah organisasi advokasi dan fasilitator pemberdayaan yang kolaboratif ketimbang konfrontatif dengan filosofi bahwa masyarakat lokal adalah kunci dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. LLA yang diterapkan KKI Warsi selaras dengan prinsip-prinsip global, termasuk devolusi keputusan kepada aktor lokal, pendanaan yang stabil, serta program yang fleksibel dan kolaboratif. Strategi ini menanggapi kerentanan iklim spesifik di Sumatera Barat dengan memberdayakan masyarakat melalui Perhutanan Sosial (PS) dan pengembangan mata pencaharian berkelanjutan berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), agroforestri, dan ekowisata. KKI Warsi juga aktif dalam advokasi kebijakan dan kemitraan dengan pemerintah serta organisasi masyarakat sipil. Implementasi LLA menunjukkan dampak positif, antara lain peningkatan tutupan hutan, penurunan deforestasi, serta perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem. LLA KKI Warsi menunjukkan potensi besar sebagai model konservasi dan pemberdayaan yang berkelanjutan dengan rekomendasi untuk penyederhanaan perizinan, penguatan kapasitas lokal, dan pengembangan infrastruktur pasar.